Beranda » news » Istriku bukan istriku

Istriku Bukan istriku



Asef dan Jamilah, adalah pasangan suami istri yang belum begitu lama membina Rumah Tangga. Mereka baru mempunyai seorang putri yang masih belia berumur 2 tahun.

Mereka hidup rukun dalam kesederhanaan, karena si Asef seorang yang baik dan rajin ibadah, Dia berhasil membimbing istrinya menjadi istri yang baik dan menyenangkan bila dipandang.

Asef, pekerjaannya hanya sebagai sopir angkot, itulah pekerjaan yang ditekuninya setiap hari. Pada suatu hari Asef berangkat kerja lebih awal dari biasanya, tapi entah mengapa si Asef berangkat kerjanya hari itu seperti orang yang lagi banyak masalah dan sering melamun, tapi dia tetap semangat untuk bekerja.

Asef mulai naik ke mobil angkotnya, Asef terdiam sejenak sepertinya sedang berfikir keras, entah apa masalah yang di alaminya, Rumah Tangganya baik2 aja. Tidak lama kemudian mobilnya Asef mulai jalan, Asef membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, Tapi Asef masih seperti orang linglung, pada saat dia melintasi sebuah perkampungan dia tidak sadar ada seorang nenek2 yang sedang menyebrangi jalan.

Pada saat mobil Asef sudah semakin dekat, jarak mobilnya dengan si nenek kurang dari 10mtr barulah dia tersentak melihat si nenek didepannya, seketika itu juga dia menginjak rem dan mobilnya sepertinya berhenti ditempat.

Orang2 pun menghampiri si nenek, si nenek selamat tapi sudah beberapa lama Asef tidak keluar2 dari mobilnya, jalan pun tidak, akhirnya warga penasaran dan membuka pintu Mobilnya, mereka melihat Asef sudah tidak bergerak lagi, wajahnya berlumuran darah.

Ternyata rem mendadak yang dilakukannya membuat dia mengalami benturan yang sangat keras. Oleh warga Asef dibawa ke rumah sakit. Dan setelah sampai di RS, pihak rumah sakit pun segera menghubuni istrinya, istrinya pun segera datang dan dengan setia menunggui suaminya.

Setelah di periksa oleh dokter ternyata si Asef mengalami kebutaan. Milah sempat sok mendengar kalau suaminya akan menjadi buta seumur hidupnya. Setelah beberapa minggu, Asef dibolehin Dokter untuk pulang, Milah pun dengan rasa penuh cinta membawa suaminya Pulang, sekarang asef hanya bisa berjalan dengan ditemani tongkat kayu kecil ditangannya.

Milah awalnya bisa nerima keadaan suaminya, entah setan apa yang merasuki pirannya, tiba2 milah lari dari rumah membawa anaknya meninggalkan Suaminya. Asef sangat sedih sekali atas kepergian istri dan anaknya, Dia pun berusaha untuk mencarinya, tapi tidak membuahkan hasil. Dengan keadaannya yang sudah tidak bisa apa2, makan pun dikasi tetangganya, Asef tidak bisa berbuat apa2.

Pada suatu hari Asef didatangi oleh tetangganya Si Ruslan,pada saat itu asef sedang duduk diteras rumahnya.

"Assalamu'alaikum Sef" Ruslan naik sambil memberi salam.

"Wa'alaikum salam, silah kan duduk lan" Asef mempersilahkan Ruslan duduk di sampingnya.

"Begini seb, aku membawa kabar untuk mu".

"Kabar apa lan? Baik atu buruk" candanya si Asef.

"Tadi pagi aku pergi kekota untuk belanja, aku melihat istri mu disebuah Rumah mewah dikota."

"Benaran ni lan?"

"Iya benar, buat apa aku bohong." jawab Ruslan dengan serius ingin meyakini Asef.

"Lan, bisa bantu aku nggak, bawa aku ketemu istri ku."

"Baiklah besok pagi2 sekali kita berangkatnya ya.?"

"Iya lan, sebelumnya terimakasih sudah merepotkan kamu."

"Ya sudah tak usah sungkan begitu. Kalau begitu aku pamit dulu ya, sampai ketemu besok. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam" menjawab salam dari Ruslan, sepertinya dia senang sekali karena besok akan bertemu dengan istrinya.

Keesokan harinya, Asef pun dibawa oleh Ruslan menuju tempat Rumah Mewah dimana Ruslan melihat Milah. Sesampainya didepan rumah itu, Ruslan menekan tombol bel yang nempel di dinding, dan tidak begitu lama, keluarlah seorang wanita yang tidak lain adalah Jamilah.

Ruslan menyapa Milah dan bekata:
"Milah, ini ku bawakan bang Asef suami mu, dia sangat sedih semenjak ditinggal kamu."

"Tidak, dia bukan suami ku, untuk apa dibawa kesini orang buta seperti itu." Milah setengah membentak.

Akhirnya Milah masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Ruslan dan Asef, Asef kelihatan sangat sedih sekali, air bening keluar dari matanya dan mengalir di pipinya. Ruslan sangat tidak tega melihat Asef seperti itu dan mengajak Asef pulang. Akhirnya Asef pulang dengan rasa luka yang mendalam oleh sikap istrinya.

Semenjak saat itu Asef selalu murung dan berdiam diri dikamar, lama kelamaan akhirnya Asef jatuh sakit, Hanya Ruslan yang merawatnya dan sering menjenguknya. Ruslan merasa tak tega melihat Asef seperti itu, Ditemuinya lagi si Milah untuk bilang kalau si Asef sedang sakit, hingga dua kali berturut selang waktu hanya beberapa hari, tapi Milah Sepertinya sudah benar2 berubah, ternyata dia sudah di Nikahi oleh orang yang sangat kaya raya.

Akhirnya si Asef meninggal. Setelah pemakamannya selesai, Ruslan pun pergi lagi untuk menemui Milah, untuk memberi kabar duka itu, tapi Ruslan ditak mendapati lagi Milah dirumah itu, malah wanita lain yang keluar rumah, saat Ruslan menanyakan tentang Milah, wanita itu berkata: "Jamilah sudah pergi dari rumah ini."

Tanpa banyak bertanya lagi, Ruslan mohon pamit pulang. Kali ini Ruslan melewati jalan lain, maksudnya sambil belanja dipasar, tiba2 Ruslan kebelet ingin buang air kecil, Ruslan pun berhenti disebuah jembatan dan dia pun segera turun ke sungai untuk buang air kecil.

Setelah buang airnya selesai, Ruslan melihat disekeliling jembatan, samar2 dia melihat sosok seorang wanita yang menggendong anaknya. Ruslan pun mendekatinya lalu menyapanya.

"Neng, apa yang neng lakukan disini, kan tidak baik di tempat kumuh seperti ini untuk anaknya Neng."

Wanita itu pun membalikan badan ke arah Ruslan. Alangkah kagetnya mereka berdua setelah saling memandang. Ternyata wanita itu si Jamilah.

"Milah kenapa kamu berada disini, dan pakayan mu pada kotor semua?"

Mendengar pertanyaan Ruslan, milah menangis sambil menceritakan kejadian yang menimpanya, ternyata suami barunya sudah punya istri dan baru ketauan, setelah istrinya datang menemuinya dirumah mewah Itu, memang suami barunya orang kaya raya dan banyak rumah, tapi istri tuanya tidak mau dimadu akhirnya mengusir milah dari Ruamah.

"Kenapa kamu tidak pulang kerumah mu dikampung?" tanya Ruslan dengan rasa kasian.

"Aku malu sama Bang Asef." jawab milah dengan penuh rasa penyesalan.

"Sudah tidak usah malu, ayo ikut aku kita pulang bersama."

Ruslan mengurungkan niat untuk memberitaukan Milah kalau Asef sudah meninggal, Milah pun dibawa Si Ruslan pulang kekampung. Sesampai dirumah, Milah heran kok rumahnya sepi tidak ada penghuninya.

"Lan, kok sepi?, bang Asefnya kemana?". Tanya milah dengan serius.

"Ayok ikut aku".

"Kemana lan?" milah semakin penasaran.

"Udah ikuti saja,nanti kamu tau sendiri".

Akirnya milah pun mengikuti Ruslan hingga sampai ke kuburnya Asef.

"Kok ke kuburan lan, ini apa maksudnya?"

"Itu kuburannya Asef". Jawab Ruslan.

"Apa? Bang Asef sudah meninggal?".

Ruslan cuma mengangguk, mila pun bersimpuh diatas kuburan Asef. Dengan tangisan dia mengucapkan kata maaf kepada Asef, Milah tidak henti menangis dan meminta maaf kepada suaminya yang sudah berada dalam kuburan, penyesalan milah tidak lagi berarti, Belum sempat minta maaf suaminya sudah meninggal.

Memang penyesalan slalu datangnya terlambat, maka dari itu berpikirlah sebelum bertindak.

Sekian.




Warning...!!!

Halaman ini di lindungi oleh Admin..

Kembali ke Beranda Atau hubungi FB Admin.

Terimakasih sudah nyasar di mari.